Amily, Hero Terkuat untuk Satu Lawan Satu!

22.14


Hero baru hadir di Arena of Valor Indonesia, hero ini sudah muncul beberapa minggu yang lalu. Hero bernama Amily ini adalah hero yang sangat kuat ketika kalian hanya menghadapinya sendiri karena pasifnya membuat ia akan lebih kuat jika hanya bertemu dengan satu hero. Amily termasuk hero dengan role Warrior/Assassin dan keahlian Charger. Wajib dibeli jika kalian suka hero tipe Warrior, karena Amily ini termasuk Warrior yang kuat!



Inilah kehebatan dari Amily!




Skill

Duel (Pasif)
Saat attack normal dan combo Amily hanya mengenai satu target, dia menimbulkan 50% tambahan damage.








Kickblade (Skill 1)
Amily melemparkan blade di kakinya. Setelah mengenai target awal, bilah itu memantul 4 kali diantara musuh menimbulkan 150(+60% dari AD) physical damage dan mengurangi movement speed target sebesar 30% selama 1 detik, dimana target awal menerima tambahan 50% reduksi. Amily menerima 20% movement speed selama 3 detik setelah bilahnya kembali padanya, healthnya dipulihkan sebanyak 125(+50% dari AD) dan cooldown skill berkurang sebanyak 30%.



 
Combo (Skill 2)
Amily mengeluarkan serangkaian serangan, menimbulkan 80(+30% dari AD) physical damage. Hit kedua menghempaskan target ke udara dan memperkuat attack normal berikutnya yang menimbulkan tambahan 80(+30% dari AD) physical damage dengan efek Charge.
Pasif : Amily memulihkan 1% dari HP dan Mana maksimumnya per detik dan menerima movement speed setelah keluar dari pertarungan.




Enrage (Skill 3)
Amily menjadi murka setelah 1 detik, menimbulkan 300 magic damage, menerima 100 attack damage dan 50 movement speed dan menjadi kebal terhadap 50 damage. Selama murka, dia juga menimbulkan 60 magic damage per detik selama 8 detik.






Story

Amily merupakan seorang pengkhianat.

Di ujian terakhirnya, dia bekerja sama dengan tiga kandidat lain dan membunuh lebih dari sepuluh pengawas, termasuk sang instruktor. Keempat pengkhianat itu harus membayar mahal dan akhirnya bermandikan darah. Namun, itu hanyalah permulaan. Segera setelah mereka meninggalkan tempat kejadian, mereka harus bersembunyi untuk melarikan diri dari organisasi.

Amily sesungguhnya tak perlu melakukan itu. Dia bisa saja menjadi pembunuh teratas selanjutnya di "Hands of Shadow" hanya dengan mematuhi perintah organisasi dan membunuh saingannya dalam ujian. Sang pemimpin organisasi, Quillen, menganakemaskannya dan bahkan menjanjikannya sebuah identitas yang bergelimang ketenaran, kekayaan dan kekuasaan.

Sebagai sesosok yatim piatu, itu semua melampaui apa yang diharapkan Amily, namun dia memilih untuk menjauhinya. Ini bukan hanya demi kebebasan yang didambakannya, namun demi keyakinan bahwa adiknya, yang lama terpisah darinya, masih menantikan kehadiran dirinya di suatu tempat di dunia. Dia sempat berfikir untuk meminta bantuan organisasi, dan berlatih keras untuk mempermudah usahanya. Namun, pada akhirnya, dia pun mengurungkan niatnya.

Hands of Shadow bukanlah badan amal. Mereka mengumpulkan anak yatim piatu korban perang, kelaparan dan bencana, membekali mereka dengan makanan, tempat tinggal dan latihan yang kejam. Mereka bertarung dan membunuh satu sama lain untuk menjadi "benih", yang diharapkan mampu menjadi mesin pembunuh yang berbahaya dan patuh.

Sesuatu yang bernama perasaan tak memiliki tempat di organisasi itu. Amily menyadarinya dari bekas luka di pinggangnya. Di ujian pertamanya, dia berdiri di hadapan temannya demi melindunginya, namun yang didapatnya adalah tusukan pengkhianatan.

Sejak saat itu, dia menyendiri dan memilih diam, lebih waspada dan fokus. Alhasil, dia mampu melewati setiap ujian dan diperhitungkan oleh organisasi.

Banyak pengawas yang juga meyakini bahwa Amily membenci kaum non-manusia. Dia kehilangan keluarga beserta segala yang penting bagi dirinya karena kampung halamannya dihancurkan oleh pasukan iblis Lokheim. Legiun Orc dan Demigod dari Veda pun tak luput dari perhatian. Sebagai organisasi yang ekstrimis, Hands of Shadow bertekad untuk melenyapkan semua non-manusia yang mengancam keselamatan manusia. Mereka menganggap bahwa yatim piatu seperti Amily dapat dicuci otaknya dengan mudah. Nyatanya, dia sepaham dengan beberapa ajaran mereka, namun dia tetap mempertahankan rasa kemanusiaannya, berkat kerinduan dirinya terhadap adik perempuannya.

Amily berjanji di hadapan kedua orangtuanya yang sekarat bahwa dia akan menemukan sang adik. Sepuluh tahun telah berlalu, dia hidup dalam persembunyian dan tangannya berlumuran darah sesama pembunuh. Dia belajar untuk membangun dinding di hatinya, dan berjanji untuk selalu mengingat janjinya itu. Sebuah benih pun muncul. Di saat Amily teringat akan ketiadaan orangtuanya, adiknya, kebebasan yang didambakannya atau ujian yang dilewatinya, benihnya itu semakin bertumbuh.

Oleh karena itu, berbekal kemampuan dan ketahanan yang dibentuk selama bertahun-tahun, dia pun akhirnya menghancurkan kekangan yang membelenggunya.

"Kebebasan itu terasa manis!"



Segera beli hero satu ini!

You Might Also Like

0 komentar